Inti dari pelaksanaan maulid Nabi Muhammad SAW adalah untuk melahirkan rasa syukur, rasa berterima kasih kepada rasulullah SAW, dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Kita beriman dan berislam itu karena karena perjuangan baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga kita mengenal agama islam, kita mengenal Allah SWT, kalau diibaratkan begini, jikalau orang tua kita tidak kenal pada kanjeng Nabi Muhammad SAW, maka orang tua kita tidak akan iman dan islam. Kemudian beliau berdua menikah, karena beliau kenal kanjeng Nabi, maka menikahnya pun sesuai dengan caranya kanjeng Nabi Muhammad SAW, sehingga ketika beliau melahirkan kita, maka kita pun menjadi anak halal. Kita tidak menjadi anak haram, kenapa? Karena orang tua kita kenal kanjeng Nabi Muhammad SAW. Seandainya orang tua kita tidak kenal kanjeng Nabi, maka yang terjadi adalah kita tidak dipanggil sebagai anak halal, tidak usah jauh-jauh. Cukup itu saja, yaitu bersyukur karena kita terlahir sebagai anak halal. Oleh karena mensyukuri nikmat itu hukumnya wajib, maka mengadakan maulid Nabi Muhammad SAW pun hukumnya menjadi wajib. Sekarang begini, kalau kita punya emas sekwintal, apa itu bisa melunasi jasa-jasa orang tua? Tidak kan. Lalu, kalau gunung slamet berubah menjadi gunung emas, apa itu bisa untuk melunasi jasa-jasanya kanjeng Nabi? Tidak kan. Kalau begitu, maka jangan eman-eman, dan jangan sayang untuk memperingati kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW, dalam rangka memberikan penghormatan atas jasa-jasa beliau dan menanamkan kecintaan kita sebagai umat ummatnya.
Dahulu, pelaksanaan maulid Nabi Muhammad SAW, terbesar adalah di tanah Jawa oleh seorang ulama tersohor yaitu Habib Hasyim bin Yahya, yang dilaksanakan di masjid An Nur Pekalongan, dan di tempatnya Habib Abdullah bin Muhsin Bogor. Mauludnya diadakan selama seminggu dengan berbagai macam acara keagamaan dan sosial, Pada zaman itu kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW, dilakukan dengan sangat meriah dan berbalik ketika beliau mempunyai hajat seperti perniukahan/ kalau mantu, nikahan anaknya, acaranya malah dilakukan secara biasa-biasa saja, tidak semeriah ataupun tidak sebanding dengan kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW, terbukti dalam melakukan hiasan ruangan yang sangat indah, sangat megah, karena apa? Untuk menghormati kanjeng Nabi Muhammad SAW, Belum lagi kambingnya, kambingnya dipilih yang paling bagus seperti kambing untuk aqiqah, bahkan beliau langsung mengontrol sendiri kambing-kambingnya, jangan sampai ada cacat sedikitpun. Untuk apa? Untuk menghormati kanjeng Nabi. Pokoknya, semuanya harus benar-benar sempurna dan indah. Karena apa? Untuk menghormati kanjeng Nabi Muhammad SAW. Wallahu a’lam
Penulis : Syukron Ma’mun, S.Pd.
No comments:
Post a Comment